Setiap larutan memiliki kemampuan berbeda dalam menghantarkan arus listrik, tergantung pada jenis zat terlarut dan jumlah ion yang terbentuk di dalam pelarut. Untuk membedakan kemampuan ini, dilakukan uji daya hantar listrik menggunakan alat konduktivitas yang terdiri dari sumber listrik, elektroda, dan lampu indikator. Saat elektroda dicelupkan ke dalam larutan, arus listrik akan mengalir jika terdapat ion-ion bebas sehingga lampu menyala dengan kecerahan tertentu. Sebaliknya, jika larutan tidak mengandung ion, lampu tidak menyala sama sekali. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit, yang masing-masing memiliki karakteristik daya hantar listrik yang berbeda.
Terionisasi sempurna di dalam air.
Menghasilkan ion-ion dalam jumlah sangat banyak.
Memiliki konduktivitas listrik yang tinggi.
Tekanan osmotik, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didihnya lebih besar dibanding nonelektrolit dengan konsentrasi sama.
Terionisasi sebagian di dalam air.
Menghasilkan ion-ion dalam jumlah sedikit.
Konduktivitas listrik rendah tetapi tidak nol.
Sifat koligatif (tekanan osmotik, penurunan titik beku, kenaikan titik didih) lebih kecil dibanding elektrolit kuat dengan konsentrasi sama.
Tidak mengalami ionisasi dalam air.
Hanya mengandung molekul netral tanpa ion bebas.
Konduktivitas listriknya nol atau sangat mendekati nol.
Sifat koligatifnya hanya dipengaruhi oleh jumlah molekul, bukan ion, sehingga lebih rendah dibanding larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama.